Kamis, 31 Januari 2013

pengertian limbah tekstil


1.    A. Pengertian limbah industri tekstil
Pada dasarnya tiap penerapan pengoperasian suatu penemuan baru, tiap inovasi tidak selalu disambut dengan baik oleh semua lapisan masyarakat.Ada dua kejadian yang dianggap mengganggu stabilitas lingkungan yaitu perusakan dan pencemaranDewasa ini perkembangan industri di Indonesia semakin pesat.Berdasarkan skalanya industri dibedakan menjadi dua kelompok yaitu industry besar dan kecil. Berbagai macam industri tersebut antara lain industri kimia, kertas, tekstil dan semen. Adapun contoh industri kecil antara lain industry tahu, tempe dan krupuk. Banyaknya industri dapat menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif dari industri antara lain terciptanya lapangan pekerjaan dan pemanfaatan teknologi baru di berbagai bidang. Adapun dampak negatifnya berasal dari limbah industri yang bersangkutan.
Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu limbah cair, gas dan partikel, serta padat.Berdasarkan nilai ekonominya, limbah dibedakan menjadi limbah yang memiliki nilai ekonomis dan limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah yang memiliki nilai ekonomis yaitu limbah yang apabila diproses akan memberikan suatu nilai tambah. Salah satu contoh adalah limbah pabrik gula, tetes merupakan limbah yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri alkohol, sedangkan ampas tebu dapat dijadikan bahan baku kertas karena mudah dibentuk menjadi bubur pulp. Limbah non ekonomis yaitu suatu limbah walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apapun tidakakan memberikan nilai tambah kecuali sekedar untuk mempermudah system pembuangan. Limbah jenis ini sering menimbulkan masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Masalah pencemaran semakin menarik perhatian masyarakat, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini.Hal ini dapat kita lihat dengan semakin banyaknya kasus-kasus pencemaran yang terungkap ke permukaan.Perkembangan industri yang demikian cepat merupakan salah satu penyebab turunnya kualitas lingkungan.Penanganan masalah pencemaran menjadi sangat penting dilakukan dalam kaitannya dengan pembangunan berwawasan lingkungan terutama harus diimbangi dengan teknologi pengendalian pencemaran yang tepat guna.
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis.Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik.Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Limbah tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses pengkanjian, proses penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan. Proses penyempurnaan kapas menghasil kan limbah yang lebih banyak dan lebih kuat dari pada limbah dari proses penyempurnaan bahan sistesis.
Gabungan air limbah pabrik tekstil di Indonesia rata-rata mengandung 750 mg/l padatan tersuspensi dan 500 mg/l BOD. Perbandingan COD : BOD adalah dalam kisaran 1,5 : 1 sampai 3 : 1. Pabrik serat alam menghasilkan beban yang lebih besar.Beban tiap ton produk lebih besar untuk operasi kecil dibandingkan dengan operasi modern yang besar, berkisar dari 25 kg BOD/ton produk sampai 100 kg BOD/ton.Informasi tentang banyaknya limbah produksi kecil batik tradisional belum ditemukan.

pengolahan limbah cair industri tekstik

ditarik beberapa kesimpulan diantaranya :
1.    Limbah tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses pengkanjian, proses penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan.
2.    Limbah industri tekstil dihasilkan pada proses atau pembuatan bahan jadi yang dalam proses pembuatannya menggunakan pewarna yang dapat mencemari lingkungan dengan tingkat kereaktifan yang berbeda-beda.
3.    Karakteristik dari limbah industry tekstil dapat dilihat dari karakteristik kimia, fisik serta biologisnya.
4.    Umumnya  jenis dan golongan limbah industri tekstil hanya bergantung pada jenis zat warna yang digunakan. Zat warna yang sering digunkan dalam proses industry adalah zat warna azo dan turunan dari benzene.
5.    Metode pengolahan limbah industri tekstil dapat dilakukan dengan proses primer, sekunder dan tersier.


blog pertama

-->
BAB I
PENDAHULUAN

assesmen yang dilakukan hanyalah bertujuan untuk mengetahui sebuah intervensi diperlukan atau tidak.
Asesmen dapat dilakukan pada kondisi pra, saat, ataupun pasca bencana/konflik. Asesmen yang dilakukan pada kondisi pra bencana antara lain berupa pengumpulan data awal, HVCA (Hazard, Vulnerability and Capacity Assessment), serta Baseline survey. Asesmen yang dilakukan pada saat terjadi bencana/konflik antara lain Rapid Assessment, Detail Assessment, serta Continual Assessment. Sedangkan asesmen yang dilakukan pada kondisi pasca bencana berupa Asesmen Sektoral. Dalam melakukan tahapan asesmen tersebut, Tim Asesmen PMI dapat mempergunakan 3 tools (peralatan) antara lain Pengamatan (Observasi), Wawancara, serta PRA (Participatory Rural Apraisal).







BAB II
ASSESMENT
A.        PENGERTIAN ASSESMENT
Assessment : adalah identifikasi dan analisa atas sebuah situasi tertentu .

Siklus Assessment




B.        Tujuan dari Assessment
  • ☻ Mengidentifikasi dampak suatu situasi
  • ☻ Mengumpulkan informasi dasar
  • ☻ Mengidentifikasi kelompok yang paling rentan
  • ☻ Upaya mengobservasi situasi
  • ☻ Mengidentifikasi kemampuan respons semua pihak yang terkait (pada saat darurat)
  • ☻ Mengidentifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan (pada saat darurat)

C.        Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Assessment
☻   Daftar pertanyaan
☻   Komposisi anggota tim yang baik
☻   Sarana transportasi yang baik
☻   Kerangka waktu yang jelas
☻   Menggunakan bahasa lokal
☻   Kebutuhan darurat harus dapat dibedakan dari masalah yang memang telah ada
☻   Mempertimbangkan kesetaraan jender
☻   Tidak memberikan harapan
☻   Menghindari bias dalam membuat kesimpulan
☻   Membuat catatan

D.        Metode Assessment
☻     Mengumpulkan dan mengobservasi data sekunder
☻     Observasi langsung di lapangan
☻     Menanyakan pendapat para ahli
☻    Mewawancarai lawan bicara yang kapabel
☻    Diskusi grup
☻    Survei

E.         Jenis Data :
☻    Data Primer = data – data yang diperoleh dari sumber – sumber terkait secara langsung dengan kejadian bencana.
☻    Data Sekunder = data – data pendukung yang dapat melengkapi informasi yang diperoleh dari dalam data primer.

Cara Pengumpulan Data :
Data Primer :  Pengamatan langsung, wawancara dan diskusi kelompok
Data Sekunder : Dokumen-dokumen resmi.

Pengamatan Langsung :
☻    Pengamatan langsung di lokasi bencana
☻    Lokasi vs wilayah
☻    Lakukan dengan lembar isian ASSESSMENT.
☻    Perhatikan hal – hal seperti :
•    Masyarakat,
•    pengungsian,
•    air dan sanitasi è sumber air, pembuangan
•    Gudang dan  titik distribusi
•    fasilitas umum yang masih ada (RS, pasar, sekolah, tempat ibadah, dll), kondisi keamanan,
•    dan tempat – tempat lain.


Wawancara :
☻    Wawancara perorangan
☻    Informan utama adalah :
•    Orang yang mempunyai informasi yang berkaitan
•    Yang mau diwawancarai
•    Orang yang memiliki pengetahuan mengenai masalah yang terjadi
☻    Siapkan pertanyaan sebelum melakukan wawancara

Diskusi Kelompok :
☻    Bentuk kelompok è bisa beragam, ataupun yang memiliki kesamaan
☻    Anggota 5 – 10 orang
☻    Siapkan bahan diskusi terlebih dahulu.

Data Sekunder :
☻    SEBELUM :
Cari informasi sebanyak – banyaknya mengenai lokasi, serta hal – hal lain yang berkaitan dengan bencana yang terjadi
☻    Di LOKASI :
Cari informasi yang berasal dari :
•    Data pemerintah,
•    Data bencana sebelumnya
•    Hasil sensus
•    Laporan – laporan yang sudah ada
•    Lain – lain (contoh : berita, koran, dll)
Analisis Data :
☻    GIGO = Garbage in Garbage Out
= Penyaringan hasil assessment. Mana yang perlu, mana yang tidak perlu.
☻    Lengkapi data yang diperoleh berdasarkan wawancara, dengan apa yang dilihat di lapangan (AWAS : BIAS !)
☻    Triangulasi data   =  Cek silang data.

Beberapa hal yang dapat menghambat kegiatan Assessment :
☻    Keterbatasan waktu, dan perubahan situasi yang tiba – tiba
☻    Kurangnya sumber daya manusia dan sumber daya lainnya
☻    Sulitnya berkoordinasi dengan lembaga – lembaga lain
☻    Kesulitan untuk bekerjasama dengan banyak orang, banyak pihak, dan situasi darurat
☻    Area assessment yang seringkali sulit untuk dicapai, ataupun membutuhkan waktu yang lebih lama